Adanya Pendidikan agama tapi tidak ada perubahan etika?
Pertanyaan.
Adanya Pendidikan agama tapi tidak ada perubahan
etika?
Sebelum kita
bahas lebih dalam kita harus tau apa itu Agama dan Etika?
Agama adalah : Sistem yang mengatur tata keimanan
(Kepercayaan) perbatan kepada Tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya sedangkan,
Etika adalah : Tingkah laku pebuatan Manusia di
pandang segi baik dan buruk, sejauh yang di tentukan oleh akal.
Jadi kita kembali kepertanyaan utama.
Adanya Pendidikan agama tapi tidak ada perubahan
etika?
Jawaban:
Menurut saya atau pendapat saya, adanya pendidikan
agama tapi tidak ada perubahan etika
Tergantung dari polah pendidikan ataupun orang tua
yang di berikan kepadanya atau terpengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya ataupun
tegantung pada prinsip seseorang atau hatinya.
Misalnya terpengaruh terhadap lingkungan,
Contoh: ajakan teman teman pergaulan.
Contoh pengaruh orang tua yaitu: terlalu memberikan
ke bebasan terhadap anaknya atau bergaul pada teman yang ngak jelas.
Dan ada beberapa faktor etika dan moral yaitu sbb:
1.
Longarnya terhadap agama misalnya:
Pengawasan dari masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu,
atau tidak ada orang yang sangkah akan mengetahuinya, maka orang tersebut
berani melanggar peraturan peraturan dan
hukum sosial itu, tetapi jika orang teguh dengan keyakinannya tehadap Tuhan
serta menjalankan agama dengan sunguh sunguh, tidak ada lagi pengawasan yang
ketat, karna setiap orang telah menjaga dirinya sendiri.
2.
Kurang efektif pembinaan moral yang di
lakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat misalnya: Karna tidak
efektifnya penenman moral atau larangan larangan, harus di lakukan anak semasih
kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya, setiap anak belum mengerti mana
yang salah dan mana yang benar dan tidak tau batas batasketentuan moral yang
berlaku terhadap lingkungannya
3.
Budaya yang materialistis, hedonistis
dan sekularistis misalnya: Karna pola semata mata mengejar kepuasan materi dan
kesenagan hawah nafsuh dan tidah mengindahkan nilai nilai agama.
4.
Belum adanya sungug suguh dari
pemerintah misalnya: adanya ulah elit sebagai penguasa yang semata mata
mengejar kepedudukan, peluang kekayaan sebagainya dengan cara cara tidak
mendidik seperti korupsi.
5.
Ingin mengikutu trend misalnya: Merokok
ingin terlihat keren dan memakai pakaian yang mini padahal itu sama sekali
tidak benar
6.
Hipitan ekonomi misalnya: Kemiskinan
sehinga dia tidak mengsukuri apa yang dia punya sehingga ia stres dan bunuh
diri
7.
Kurang nya pendidikan agama dan moral
misalnya: Dengan berkembangnya teknologi sekarang ini, informasi semakin
transparan sehinga manusia melupakan mengapa manusia di ciptakan, yaitu untuk
beribadah
Cara mengatasi diatas adalah:
1.
Menghidari salah pergaulan
2.
Perang orang tua sangat penting
3.
Memperluas wawasan pengetahuan
4.
Meningkatkan iman dan Takwa
Dengan berbagai penjelasan sudut pandang, maka kita
katakan bahwa hubungan etika dan agama merupakn hubungan timbal balik yang
saling membutukan. Etika tidak berjalan dengan sendiri dengan rasionalismenya,
pun agama tidak berjalan sendirinya dengan doktrinnya. Etika tampa agama jadi
kering dan agama tampa etika menjadi hambar. Etika yang baik adalah etika yang
memberi ruang terhadap kepekaan rasa dan tidak hanya mengandalkan rasio dalam
bertindak. Karna etika seperti ini hanya akan mendatangkan sebuah kebenaran
subjektif yang tidak bernilai, dan cenderung melupakan hekekat manusia sebagai
makluk religius. Kepekaan rasa tersebut terdapat dalam agama. Maka agama juga
harus mengakui pentingnya etika dalam kehidupan bersama.
Tampa etika maka agama-agama akan sulit untuk
mencuri nilai bersama, karna agama masing-masing mempunyai doktrin
sendiri-sendiri.
Sebagai makluk religius yang di mampukan berefleksi
terhadap hidupnya, maka dia akan membutuka rasio untuk memahami kebenaran.
Sebagai makluk rasional membedakannya dari maklu lain,
maka dia akan membutukan spirit religiositas sehinga dia bertidak berdasarkan
rasa sehingga dia tidak bertindak berdasarkan rasa sehingga dia ada kebaikan
manusia dan tidak menjadi maklu yang egois yang melupakan eksistensis
sosialnya.
Serta tidak menjadi mahluk moralis atau humanis,
tetapi benar-benar melekat dalam dirinya sebagai maklu religius dan rasional.
Tag
Tag
Komentar